Stanislaus Stan akrab disapa dengan sebutan Stanis. Dia lahir di Labuan Bajo 39 tahun silam. Ia dikenal sebagai seorang penyelam yang tangguh, tidak hanya lihai bermain dengan kencangnya arus di Flores, Stanis pun vokal menyuarakan aspirasi mengenai kondisi area pulau Komodo dan sekitarnya.
Kepedulian tersebut bermula sejak ia menjadi guide di sebuah kapal pesiar di Bali. Saat itu Stanis ditawari pilihan untuk menjadi bartender, cruiser atau dive master. Ia lantas memilih untuk menjadi dive master padahal sebenarnya dia adalah anak Flores yang dibesarkan di daerah pegunungan. Takut laut dan tidak bisa berenang.
Selama 2 tahun Stanis melewati prosesnya. Sudah hampir 5 tahun dia bekerja di kapal pesiar tersebut. Namun pada tahun 2002 Stanis memutuskan kembali ke Labuan Bajo dan bekerja sebagai kontraktor, tidak berhubungan dengan laut sama sekali selama setahun.
Dia merasa stress dan tidak bahagia. Tahun 2003 dia bekerja di beberapa kapal dan dive centre. Selama beberapa tahun ia bekerja di beberapa dive centre namun akhirnya tetap memilih freelance. Pilihannya untuk freelance bisa jadi untuk mengimbangi kegemarannya berkumpul, berbagi cerita dan ide pada anak-anak muda di pulau Komodo dan sekitarnya. Mengajak mereka untuk belajar menyelam. Stanis pun bersama rekan-rekannya mendirikan asosiasi dive guide.
Banyak hal yang membuat ia miris. Mengenai penangkapan nelayan dan kesenjangan sosial di area Komodo. Ia juga melihat banyak ketidakadilan. Bagaimana investor asing seringkali melupakan pemberdayaan masyarakat lokal. Sekitar dua tahun lalu, Stanis menyuarakan aspirasinya di Balai Taman Komodo membahas tentang pelanggaran nelayan. Ia memberikan ide utk melibatkan masyarakat lokal menjadi pelaku pariwisata. Namun bupati tidak merealisasikan. Lalu tahun lalu muncullah Yayasan Komodo Kita milik Jusuf Kalla. Ketuanya merasa simpatik dengan ide Stanis. Nelayan sempat demo ke taman nasional Komodo karena kelaparan. Lalu Stanis mengirimkan proposal ke Yayasan Komodo Kita.
Stanis mengajukan ide mendidik anak-anak masyarakat lokal untuk menjadi dive guide, dive master dan dive instruktur. Proposalnya tembus lalu merealisasikannya dengan sertifikat dive, fasilitas pendukung dan biaya operasional. Namun ada bentrok dengan asosiasi yang sedikit merasa ketakutan upaya ini akan menjadi pemicu persaingan para dive master.
Pendidikan mulai di bulan Maret tahun ini, sudah ada 17 orang rescue divers yang kelak akan menjadi dive guide. Stanis sekarang sedang mencari tempat training bagi para siswa tersebut. Stanis memiliki visi jangka pendek dan jangka panjang. Visi jangka pendek Stanis adalah para siswa dapat menghasilkan uang dari menyelam bukan hanya jadi nelayan atau menjual aksesoris. Visi jangka panjangnya keberadaan wisata bahari Komodo dapat bertahan lama dan pelanggaran nelayan menurun. Harapan Stanis, satu orang siswa ini dapat mempengaruhi 5 teman lainnya dengan banyak hal baik yang bisa disebarkan. Masyarakat lokal sudah seharusnya dapat menikmati hasil dari geliat pariwisata di pulau Komodo dan sekitarnya. Anak-anak muda binaan Stanis kelak akan menjadi orang-orang hebat yang gemar memberi semangat. Seperti yang sedang dilakukan sahabat kita, Stanislau Stan.
kk aku mau nanya kk bangga gak bisa jadi petualang bisa jalan jalan bisa ketemu orang flores sama suku suku yang udh ditelusuri oleh kk pokonya saya salut kk nanya nya agak rumit mksh i love you
Hai Farhannn…
untuk menjawabmu, yes Aku bangga banget bisa jadi orang Indonesia dan berkesempatan berpetualang memasuki pulau-pulau di Indonesia, dan membuat banyak teman-teman di tiap daerah =)
Saya juga salut sama kamu Farhan karena sudah memulai langkah mengejar mimpi kamu… jangan pernah berhenti bermimpi yah Farhan. i love you too =)
Salam,
Aria&Intan
kk kau mau tanya kk seluruh indonesia udh di kunjungi blm
maksudnya sdn cijerokaso kk kangennnnnnnnnn
Huaaaaa kangenn jugaaa ama Farhan doyan Makan
yah dah dulu kk itu salam dari saya wassalam dari farhan doyan makan
salam buat kk aria kalau ketemu makn baso brng yuk facebook kk apa aku farhan tea potonya yang lagi minum sprite
baels ya…………
bales///yaaaaaa
semangaaaaaaaattttttttttttttttttttttttt…………………………………..
byyy……….
kk rumah kk dimna aku kangen
wah, ayah gua namanya juga stanis. Gua orang Flores, cma skarang kuliah di jogja. Keren Blognya kalian, ngusung crita Indonesia Timur. sayang banget malah orang luar Flores yang banyak promosiin kekayaan Flores. mudah”an gua dari Blog lu berdua bisa bangkitin smangat anak” indonesia timur buat mereka bangga sama daerah mereka sendiri
Salam kenal “Wempi”
Salam kenal juga Wempi… =)
Greetings! Such an inspirational man and stories. How can he be reached through? My friends and I would love to have him as our DM, the next time we visit Komodo.
Hai Nadiah Khoo. Mr Stanis now running a LOB Boat too for diving. yes sure you can contact him. very recomendeded. here’s the contact number 082189832300
hai intan & aria blog nya menarik dan memberi inspirasi.
saya ada rencana ke flores bulan desember – januari. cuma saya masih blank dengan acara yang mau dilakukan disana. boleh saya minta alamat emailnya untuk konsultasi lebih lanjut ? terima kasih untuk waktunya.
Boleh, bisa langsung ke menujutimur@gmail.com
Salam sejahtera intan dan aria. bagaimana ingin ku hubungi om stanis ini? Saya dari Malaysia dan ingin explore Pulau Komodo, pernah dilihat Om Stanis ini dalam youtube tentang Komodo Adventure tapi tiada cara untuk hubungi nya… Bisa bantu? Terima Kasih!
Hai Kak Aria&Intan..
salam kenal..
pertama kali saya kenal kalian berdua dan Pak Stanis dari salah satu video travel Jalan-Jalan Men! setahun lalu.
ada salah satu teman akrab saya yang sekarang menjadi teman dekat (hehehe..) yang menunjukkan episode JJM! Waerebo, Pulau Komodo dan Labuan Bajo.
dia begitu bersemangat dan sangat terinspirasi dari video JJM! Waerebo. disitu kak Aria & Kak Intan membawa misi untuk menghantarkan dan meletakkan buku pertama ke taman baca Warebo, yaitu buku Setapak Air.
akhir tahun 2015 lalu, Tuhan mengijinkan kami berdua untuk melakukan perjalanan ke Flores, tujuan utamanya tentu Waerebo. walaupun sebelum itu kami jelajah Labuan Bajo dan TN kepulauan Komodo.
Dia mengajakku ke Flores karena ingin mengantarkan buku favoritnya ke taman baca Waerebo dan ingin melihat buku Setapak Air itu.
walaupun sayang sekali setelah ke Waerebo, taman baca nya tutup dan nggak bisa dibuka. dan kami harus memberikan buku itu ke mama – mama di rumah Ngiang penginapan kami. tapi setidaknya kami berdua sudah melaksanakan misi kami untuk mengantarkan buku ke Waerebo dan menambah koleksi buku di taman baca Waerebo. Semoga.
terima kasih kak Aria & Kak Intan sudah menjadi inspirasi untuk kami berdua untuk berbagi dengan sesama.
bagi saya berbagi itu tidak harus selalu harus dalam bentuk uang, tapi berbagi ilmu itu juga penting, lewat buku misalnya.
semoga kami berdua kelak bisa melakukan hal yang (minimal) sama untuk tidak hanya sekedar liburan saja. tetapi juga membawa manfaat untuk setiap tempat yang kami kunjungi.